Bersemi

 Sama seperti insan lainnya yang berbunga-bunga ketika sedang kasmaran, pagi itu aku tak henti-hentinya mengulas senyuman di bibirku sembari memandagi ponsel di layar handphone ku. Aku selalu berbunga-bunga membaca pesan yang Danendra kirimkan kepadaku. Ah, begitu manis dan perhatiannya anak itu padaku. Ia mengirimkan pesan padaku merekomendasikan satu lagu yaitu right now - one direction. Kuputar musik tersebut dalam ponselku, kuresapi setiap makna dalam alunan lagu tersebut. Ya, Danendra rindu! memang saat itu kami sedang terhalang jarak di karenakan libur semester yang memaksa kami untuk kembali ke tempat asal kami. Bulan pertama dalam hubungan ini berjalan seperti hubungan sejoli yang sangat mesra dan tak ada kecurigaan sedikitpun kepada Danendra karena ia memang anak yang manis. Bulan pertama serta kedua kami lalui dengan penuh cinta, ya walaupun via virtual hehe... Menginjak bulan ketiga kamipun kembali bersama-sama tanpa terhalang jarak. Ya, perkuliahan telah dimulai kembali, kamipun bertemu melepas rindu sembari diiringi lantunan musik favoritku pada saat itu alexandra - reality club. Kami banyak menghabiskan waktu bersama, sampai dimana Danendra memperlihatkan sisi lain dalam dirinya yang tak pernah kusangka. Danendra menjelma menjadi dua sosok yang membuatku merasa tercengang akan hal itu. Entah luka batin apa yang menimpanya, kutemui sosok lain dalam diri Danendra, sosok dingin nan keras itu kini menjumpaiku. Kini kisah kami berubah, tak kutemui lagi sosok manis Danendra itu. Tangis pilu tak terbendung lagi olehku, semua hal yang kulakukan terasa tak pernah benar di mata Danendra. Sial! kemana sosok manis itu hilang?. Dalam setiap harinya diriku berubah, berubah menjadi sosok yang harus bisa mengerti posisi Danendra. Diluar itu semua, hari-hariku selalu kulewati dengan Danendra, bahkan tak pernah kujumpai lagi teman-temanku itu. Bukan tanpa sebab juga aku menjaga jarak dengan teman-temanku itu. Danendra merasa tak nyaman dengan sikap ku yang terlalu akrab dengan teman-teman itu. Awalnya aku merasa berat dan selalu protes kepada Danendra, mengapa? mengapa ia begitu mudahnya menaruh curiga kepada teman-teman itu sedangkan pertemuan ku dan ia terjalin lewat teman-teman kami itu. Dalam setiap harinya aku merasa sedih, kecamuk marah, kecewa karena tak dapat kujumpai lagi teman-temanku itu. Tetapi Danendra terkadang kembali menjelma menjadi sosok manis seperti awal perjumpaan kami, hatiku meluluh. Kesal dan amarah ku akibat sosok dingin Danendra sekejap hilang disapu habis oleh kembalinya sosok manis Danendra. Aku menerka-nerka penuh tanya, mengapa sebenarnya Danendra ini? a-apakah ia terserang gangguan mental? tanyaku pada diriku sendiri pada saat itu. Hari-hari kujalani dengan penuh kebingungan, bingung lantaran tiba-tiba Danendra menjadi sosok keras,  bingung pula Danendra dalam selang singkat waktu kembali menjadi sosok manis. Diluar itu, sebetulnya Danendra adalah pribadi yang manja dan lucu, hatiku selalu luluh akan hal itu. Hubungan ini mulai terasa berat kujalani, kini tak dapat lagi kujalani hal-hal yang aku mau, organisasi yang kutempuh serta sekedar bertukar cerita dengan teman-temanku. Mengapa? tentu saja Danendra akan murka padaku kalau dalam sehari tak kutemui dirinya dan lebih memilih melakukan kepentinganku sendiri. Pernah disuatu waktu aku benar-benar tak kuat lagi dengan semua sikap Danendra padaku, kuberanikan diriku untuk mengakhiri hubbungan kami. Murka bukan main Danendra pada saat itu, ia memakiku, menghardikku, mengancam akan melakukan hal-hal nekat apabila hubungan kami berakhir pada saat itu. Matilah kau Enola! bagai buah simalakama diriku bingung bukan main. Bagaimana tidak? tak pernah kujumpai sosok nekat seperti Danendra sebelumnya, kalut menjumpaiku saat itu, kutemui Danendra pula pada saat itu, kuurungkan niat untuk kami berpisah. Kujalani kembali hari-hariku dengan Danendra, seperti tak pernah terjadi apa-apa kami menjalani hubungan ini layaknya pasangan pada umumnya. Perbedaan prodi yang kualami dengan Danendra mengharuskan kami sibuk sendiri-sendiri dikala siang hari hingga sore tiba. Selepas melakukan perkuliahan Danendra biasanya menghabiskan sore menikmati surya tenggelam bersama Uno,Cepak,Zayn,Mega dan teman-teman lainnya, sedangkan aku menghabiskan waktu ku dengan Cinta ataupun Lila rebahan di kamar kos kami. Malam hari setelah aku dan Danendra disibukkan dengan kegiatan kami masing-masing, kami bertemu menghabiskan malam bersama dialuni musik melankolis dari salah satu band favorit kami atau lebih tepatnya aku hanya kau - the adams.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Canda tawa dan juga luka?

Aku, Enola

Setitik luka